Kewajipan Melaksanakan Ibadah Haji Era Pandemik COVID-19: Analisis Hukum Fiqh

The Obligation of Hajj During COVID-19 Pandemic: Analysis of Law in Islamic Jurisprudence (Fiqh)

Abstract

This article aims to explain the jurisprudence of fiqh for the implementation of Hajj for Hajj pilgrims living outside Saudi Arabia during the COVID-19 pandemic in the Hajj season of 2020 and 2021. To achieve the objectives of the study, library research and document analysis methods were used to analyze all relevant documents. The findings of this paper found that the law of performing Hajj for the Hajj pilgrims of the world in the Hajj season of 2020 and 2021 is not obligatory and not sinful to leave it and automatically fall away based on the Qur'an, hadith through the method of fiqh and completion of darūriyyah elements in Maqāṣid Shariah. While the regulation decided by the Law of the Saudi Arabian government is accurate and in line with this statement. Hopefully, the results of this research will be a guide and reference for prospective pilgrims to be able to accept the provisions of Allah S.W.T. and believing in its wisdom as well as opportunities for a better future without the dangers of COVID-19 and disease outbreaks.

Abstrak

Artikel ini bertujuan menerangkan dan menjelaskan bagaimana hukum melaksanakan ibadat Haji bagi jemaah Haji dunia yang tinggal di luar kawasan negara Arab Saudi tidak wajib dan tidak berdosa meninggalkannya ketika berlaku pandemik covid 19 pada musim Haji 2020 yang lalu dan musim Haji 2021 pada tahun ini serta hikmah kebaikkan disebaliknya. Bagi mencapai objektif penulisan ini, method keperpustakaan atau analisa dokumen digunakan untuk menganalisis semua dokumen berkaitan yang dikumpul. Dapatan kertas kerja ini mendapati hukum menunaikan ibadat Haji bagi Jemaah Haji dunia pada musim Haji tahun 2020 dan 2021 adalah tidak wajib dan tidak berdosa meninggalkannya serta gugur kewajipannya secara automatik kerana tidak menepati Al-Quran, Hadis Rasulullah saw, Fiqh dan Maqasid Syariah serta syarat wajib Haji yang yang kelima iaitu Istitoah. Manakala justifikasi yang diputuskan oleh Undang-undang kerajaan Arab Saudi adalah tepat dan selari dengan Al-Quran dan As-Sunah, Fiqh dan Maqasid Syariah serta mempunyai hikmahnya yang tersendiri. Diharapkan, hasil penulisan ini akan menjadi panduan dan rujukan kepada bakal-bakal jemaah Haji agar dapat menerima ketentuan Allah SWT dan menyakini hikmahnya yang mana pada masa akan datang adalah waktu yang lebih baik lagi tanpa bahaya dan wabak penyakit dalam melaksanakan ibadat Haji seterusnya memperolehi Haji mabrur.